MADANIACOID – Rendah gizi termasuk problem akut di masyarakat Indonesia yang belum teratasi dari tahun ke tahun. Selain masalah stunting, problem kurang gizi juga menimpa hamper mayoritas warga yang tergolong miskin. Hal tersebut dikatakan oleh Faiz Manshur, Ketua Yayasan Odesa Indonesia.
“Penduduk Indonesia yang punya problem kekurangan gizi itu jumlahnya masih lebih 20 juta jiwa. Artinya, dari 28 juta jiwa penduduk miskin, mayoritas memiliki problem buruk dalam urusan makanan dan itu mudah kita temukan pada kalangan keluarga minus sejahtera di kalangan buruh tani berpendapatan rendah,” kata Faiz di tengah kegiatan membagikan bibit-bibit tanaman buah dan kelor untuk petani di Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Minggu, 3 Desember 2023.
Menurut Faiz, gerakan membagi bibit tanaman pangan buah-buahan seperti Nangka, Sirsak, Sukun, Jambu, Duren, Matoa, Pepaya, Sawo dan juga kelor adalah solusi praktis perbaikan gizi bagi rakyat desa. Sebab selama ini para petani di Kawasan Bandung Utara lebih banyak menanam tanaman pendek sayuran dengan cara monokultur. Akibat model pertanian yang salah tersebut, banyak orang hanya mendapatkan gizi dari pangan lokal sesaat. Selain itu, praktik pertanian monokultur sayuran juga merusak lahan.
“Problem gizi di masyarakat desa ya salahsatunya karena petani tidak memiliki sumber makanan yang bisa didapat dan dikonsumsi secara langsung. Kalau hanya menanam sayur, apalagi hanya panen setahun dua kali, jelas kebutuhan pangan sehari-hari tidak mencukupi. Kalau tidak menanam buah dan ternak sendiri juga sulit mendapatkan gizi karena kemampuan petani minim untuk belanja makanan yang bergizi,” papar Faiz.
Dengan menyebarkan tanaman buah-buahan, menurut Faiz Manshur, para petani di Cimenyan saat ini sudah banyak yang merasakan manfaatnya. Terutama pada tanaman buah pepaya dan tanaman kelor, warga sudah bisa mengonsumsinya setiapkali panen. Pada musim hujan (Desember 2023 hingga Maret 2024) ini, Odesa Indonesia akan membagikan 12.000 bibit buah-buahan kepada Petani di Kecamatan Cimenyan, termasuk yang menggarap lahan di hutan Arcamanik.
“Buah pepaya cepat panen, hanya butuh sembilan bulan. Kelor cukup enam bulan. Dua tanaman ini sumber gizi baik untuk rakyat,” paparnya.
Kiprah Nyata Odesa Terasa
Sejak tahun 2016 lalu, Yayasan Odesa Indonesia yang dimpimpin oleh Faiz Manshur tersebut telah banyak menyebarkan bibit buah-buahan dan tanaman pangan sumber gizi seperti Kelor, Hanjeli, Kopi dan Sorgum. Tujuan program ini selain meningkatkan gizi bagi para petani miskin juga dalam rangka memperbaiki kerusakan alam akibat pertanian monokultur di Kecamatan Cimenyan.
Para petani pun saat ini telah banyak mendapatkan manfaat dari kontribusi Odesa Indonesia yang selama ini gigih mencarikan bibit dari para donatur. Oman Alif (61 tahun), seorang petani yang selama ini dipercaya Odesa Indonesia mengurus penyebaran bibit mengatakan bahwa anjuran pertanian dari Odesa Indonesia tersebut telah banyak menolong ribuan orang.
“Kelor sering dicari orang untuk obat, juga untuk sayuran dan minuman. Itu berkat ilmu dari Odesa. Kalau dulu masyarakat tidak tahu, sekarang menjadi tahu. Tanaman buah-buahan juga sangat banyak diterima petani. Setiap tahun selalu ada ribuan bibit yang kami salurkan kepada para petani di bukit-bukit. Kami semua senang dengan program ini,” kata Oman.***