Jakarta – Rizal Ramli, tokoh ekonomi senior mengembuskan napasnya yang terakhir, Selasa 2 Januari 2023 pukul 19.30 WIB.
Mantan Menko Kemaritiman itu meninggal dunia setelah sempat dirawat selama satu bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Kabar meninggalnya Rizaal Ramli disampaikan kerabatnya, aktivis Adhie Massardi. Menurut Adhie, Rizal sudah dirawat sekitar satu bulan di rumah sakit.
Rizal Ramli katanya, terakhir kali muncul di depan publik saat menghadiri ulang tahun Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan, yang diketahui pada 28 September 2023.
Menurut Adhie, dirinya tengah bersiap ke rumah duka Rizal Ramli di kawasan Bangka Jakarta Selatan. ‘Ya benar kabarnya dari teman, setengah jam yang lalu,” kata Adhie.
“Kami sama-sama pernah mendirikan Komite Bangkit Indonesia,” katanya.
Rizal Ramli dikenal sebagai ekonom senior sekaligus seorang politisi. Sosoknya pun sudah sering kali menjadi menteri.
Diketahui, Rizal melontarkan istilah jurus ‘rajawali ngepret’ saat ingin membereskan suatu masalah. Tak heran Rizal Ramli mendapat julukan ‘Rajawali Ngepret’ atau Raja Ngepret.
Mengutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI diketahui, Rizal Ramli lahir di Padang Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954.
Ia adalah seorang mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia.
Sedangkan di tingkat internasional, Rizal Ramli pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013, karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia,
.Rizal Ramli pun merintis jalan hidup dengan susah payah. Sebagai anak yatim-piatu, Rizal Ramli harus membiayai sendiri kuliahnya di Iinstitut Teknologi Bandung (ITB).
Namun, tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan permasalahan di masyarakat masyarakat.
Pada 1978, Rizal Ramli ikut dalam gerakan menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden.
Kejadian itu memberinya ruang di jeruji besi selama 18 bulan. Lepas dari penjara, Rizal Ramli tampaknya banyak meniti pendidikan di luar negeri.
Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University hingga memutuskan untuk pulang ke tanah air.
Di Indonesia, Rizal lalu mendirikan Econit (1992), sebuah lembaga pengkajian ekonomi.
Dari Econit itu, Rizal Ramli menuai reputasinya. Ia banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang dirasakan tidak fair bagi masyarakat.
Kiprahnya yang dekat dengan kaum oposisi, membuat Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mendukung pluralisme, meliriknya untuk ditempatkan di posisi kepala Bulog pada 2000.
Rizal hanya 6 bulan menyandang jabatan itu, kemudian diangkat menjadi menteri perekonomian.
Ambruknya, Gus Dur dari pemerintahan juga menjadi akhir karier Rizal Ramli di birokrasi. Lalu ia kembali ke Econit.
Kinerjanya yang memukau dalam masa singkat di birokrasi, membuat pemerintah SBY meliriknya untuk menjadi preskom PT Semen Gresik pada 2006. Namun, posisi ini hanya digenggamnya selama 2 tahun.
Tahun 2008, Rizal dipecat di mana penyebabnya dibumbui rumor keterlibatannya dalam demo anti-kenaikan harga BBM, yang diduga digerakkan Komite Bangkit Indonesia (KBI).
KBI adalah gerakan sosial yang didirikan Rizal Ramli bersama rekan-rekannya. Terkait demo yang melibatkan KBI pula, Rizal Ramli juga sempat ditetapkan sebagai tersangka.
Terakhir, Rizal menjadi menteri saat dirinya diangkat Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, pada tahun 2015 dan menjabat hingga tahun 2016.***