Lumajang – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang Jatim mengalami erupsi sebanyak dua kali pada Sabtu pagi yakni pukul 08.13 WIB dan 10.02 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru Liswanto di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang menyebutkan, terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu pukul 08.13 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak (3.976 meter di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” kata Liswanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 20 Januari 2024.
Kemudian pada pukul 10.02 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 meter di atas permukaan laut).
“Kolom abu juga teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” sebutnya.
Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih pada Level III atau Siaga. Petugas mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak itu masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Kemudian warga juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” tegasnya.
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai kecil, yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, tidak ada dampak yang terjadi akibat dua kali erupsi Gunung Semeru.
“Tidak ada sebaran abu vulkanik yang mengarah ke permukiman warga dan aktivitas warga berjalan normal, meski Gunung Semeru erupsi,” katanya. ***