Bandung – Pembangunan fisik jembatan jalan layang (Flyover) Nurtanio di Bandung Jawa Barat mulai dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kepadatan arus kendaraan yang melintas di sekitar proyek pembangunan jalan layang khususnya di kawasan Jalan Rajawali – Garuda Bandung tak terhindarkan, Selasa 23 Januari 2024.
Berdasarkan keterangan Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Jabar PUPR), Dedy Haryadi, untuk pembangunan jalan layang itu pemerintah merogoh biaya senilai Rp 120 miliar untuk pembebasan lahan dan uang ganti rugi (UGR).
Flyover sepanjang 550 meter yang membentang dari Jalan Nurtanio hingga Jalan Abdurahman Saleh itu, bakal melintasi tiga kelurahan dan melintasi perlintasan sebidang kereta api.
Yakni Kelurahan Garuda, Dunguscariang dan Husein Sastranegara. “Total luas lahan sekitar 4.565 meter persegi,” katanya.
Pembangunan jalan layang itu diharapkan mampu mengurai kemacetan lalu lintas, serta disebut sebagai penunjang percepatan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
“Flyover Nurtanio untuk mengurai kemacetan dan membantu percepatan KCIC. Pendanaan Flyover Nurtanio, lahan dan konstruksi dari Kementerian PUPR. Anggaran pengadaan lahan Rp 120 miliar, sedangkan biaya konstruksi Rp 175 miliar,” kata Dedy.
Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta – Jawa Barat sendiri menargetkan, pengerjaan flyover Nurtanio selama 10 bulan atau tampung sekitar November 2024.
“Tahun 2024 BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat telah memulai pembangunan Flyover, tepatnya di ruas jalan nasional Abdul Rahman Saleh Kota Bandung,” tulis akun Instagram BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat.
Lokasi Flyover Nurtanio tepatnya membentang, mulai dari Jalan Nurtanio hingga Jalan Abdul Rahman Saleh.
Panjang bentangan flyover di dekat Stasiun Andir tersebut yakni 550 meter, yang melintasi perlintasan sebidang kereta api.
Posisi jalan layang itu juga tidak jauh dari Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung.
“Pembangunan Flyover Nurtanio yang ditargetkan rampung dalam 10 bulan, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan, kelancaran transportasi dan mengatasi potensi tundaan di perlintasan kereta api yang makin tinggi frekuensinya,” sebut BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat.
Untuk itu BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat memohon maaf jika selama proses pembangunan Flyover Nurtanio ini berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas, khususnya di ruas jalan yang dilintasi proyek pengerjaan.
Pihaknya pun memohon doa dari masyarakat agar proses pembangunan berjalan lancar, dan bisa rampung sesuai target yang telah ditetapkan.
“Doakan, semoga pembangunannya lancar dan kami mohon maaf apabila selama pembangunan menimbulkan kepadatan lalu lintas, di sekitar ruas Jalan Abdurahman Saleh Kota Bandung,” lanjut unggahan tersebut.***