Bandung – Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar menyampaikan, pembangunan prasarana pendukung operasional Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya segera dimulai.
Setelah pembangunan prasarana tersebut rampung, maka pengoperasian layanan BRT tersebut bisa semakin maksimal.
Tahap awal ada 4 koridor rute BRT Bandung Raya yang siap beroperasi, sebagai alternatif transportasi umum massal untuk melayani mobilitas masyarakat.
Dishub Jabar menargetkan, keempat koridor itu bisa beroperasi penuh secara maksimal melayani masyarakat pada tahun ini juga.
Namun, Dishub Jabar mengingatkan akan ada dampak negatif yang perlu diantisipasi sejak awal, sebelum dan selama proses pengerjaannya, khususnya pada 4 koridor rute yang sudah disiapkan sebagai pilot project.
“Wargi moda transportasi umum massal Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya itu ditargetkan akan beroperasi di tahun 2024 ini. Yuk wargi bersiap untuk perubahan,” tulis akun Instagram Dishub Jabar, Jumat 26 Januari 2024.
Pembangunan prasarana operasional BRT Bandung Raya yang akan dilakukan, antara lain Halte, Jalur dan Koridor.
Senior Social Development Specialist Bank Dunia Mohammad Yasin Nurri menyatakan, pengerjaan prasarana itu perlu memperhatikan 10 aspek terkait dampak yang akan timbul.
Aspek terpenting yang perlu diperhatikan antara lain masalah tenaga kerja dan semua aspek turunannya, serta masalah dampak sosial dan lingkungan.
“Ini sangat penting karena setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak negatif atau merugikan bagi masyarakat. Hal itulah yang harus dimitigasi dan diminimalkan bersama,” sebut Nurri.
Dampak pembangunan BRT yang pertama yang harus diperhatikan, pelibatan pemangku kepentingan yang berpotensi memicu konflik pekerja dan masyarakat.
Dampak kedua menyangkut aspek sosial, antara lain berpotensi memicu kemacetan, polusi udara, kegaduhan dan pelecehan seksual.
Lalu dampak ketiga terkait aspek lingkungan, seperti polusi udara yang akan terpengaruh selama proses pengerjaan proyek prasarana BRT Bandung Raya.
Mengenai 4 jalur rute pilot project BRT Bandung Raya terdiri atas dua koridor eksisting, dan dua lagi merupakan trayek baru.
Rincian empat koridor pilot project BRT Bandung Raya :
1. Koridor Eksisting Dua koridor eksisting ini sebelumnya beroperasi sebagai layanan Teman Bus atau Trans Metro Pasundan/TMP Bandung Raya yang dikelola Ditjen Hubdat Kemenhub, kemudian diambil alih oleh Dishub Jabar, terdiri atas:
– Koridor 2D Bus TMP menjadi Koridor 1 BRT: Alun-alun Bandung – Padalarang (jalur yang ditempuh sepanjang 22 km, akan dilayani 20 unit bus)
– Koridor 3D Bus TMP menjadi Koridor 2 BRT: BEC – Baleendah (jalur yang ditempuh sepanjang 19 km, akan dilayani 18 unit bus)
2. Koridor Baru Dua layanan koridor baru BRT Bandung Raya ini direncanakan menggunakan armada bus listrik, rinciannya adalah: ·
– Koridor 3: Cibiru – Kebon Kalapa (jalur yang ditempuh sepanjang 16 km, akan dilayani 20 unit bus)
– Koridor 4: Stasiun Hall Bandung – Tegalluar (jalur yang ditempuh sepanjang 21 km, akan dilayani 20 unit bus).***