Cimahi – Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun warga Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD).
Anak tersebut sempat mengalami demam tinggi hingga dilarikam ke rumah sakit.
“Ya, ada anak usia 5 tahun meninggal akibat DBD di wilayah Leuwigajah,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi Dwihadi Isnalini, Rabu 31 Januari 2024.
Berdasarkan informasi kata Dwihadi, pasien anak meninggal akibat DBD itu sempat mengalami demam tinggi.
Namun orangtua anak tersebut tidak membawa ke fasilitas kesehatan, dan hanya dirawat di rumah.
“Demam anak itu sudah sembuh dan panasnya turun. Bahkan sempat bermain dengan temen-temennya,” kata Dwihadi.
Namun, setelah itu suhu tubuh anak tersebut kembali naik. Kemudian orangtuanya membawa pasien tersebut ke Rumah Sakit Dustira, hingga akhirnya meninggal dunia.
“Pas dibawa ke rumah sakit trombositnya drop. Pasien masuk Dustira dan tidak sempat dirawat, jadi anak itu meninggal di UGD,” tegas Dwihadi.
Disebutkan, kasus DBD di Kota Cimahi di awal tahun 2024 ini kenaikannya cukup drastis. Saat ini tercatat sudah ada 74 warga yang terjangkit DBD, naik drastis dibanding Januari 2023.
“Kasus DBD sampai saat ini tercatat terdapat 74 kasus. Jumlah itu meningkat dari tahun lalu yang hanya 30 kasus,” lanjutnya.
Dwihadi mengatakan, kasus DBD yang tengah mengalami peningkatan awal tahun 2024 itu didominasi pasien anak-anak usia 5-14 tahun.
“Dilihat dari datanya memang kebanyakan yang terkena DBD itu anak-anak usia 4-15 tahun. Diikiti usia 15-44 tahun,” paparnya.
Ia menjelaskan, penyebab naiknya kasus DBD awal Januari tahun ini dikarenakan faktor cuaca.
Curah hujan yang tidak menentu menyebabkan timbulnya banyak genangan air, yang menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk aedes aegypti.
Berkembangbiaknya nyamuk penyebar DBD itu dibuktikan setelah pihaknya melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
Petugas menemukan jentik nyamuk di genangan air yang tersisa. “Jentiknya ditemukan banyak, itu sampel baru beberapa RW. Dengan radius nyamuk bisa terbang 200 meter bisa kemana aja,” katanya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan 3M.
Yakni menguras tempat atau wadah penampung air, menutup tempat penampungan air dan menimbun barang bekas yang bisa menjadi tempat penampungan air menggenang.
“Bisa dilakukan tambahan dengan mengurangi penyimpanan pakaian dengan cara digantung, menggunakan kelambu penutup saat tidur, dan gunakan obat penghalau nyamuk di dalam rumah,” lanjutnya.***