Manila – Sedikitnya 54 orang dan 63 lainnya hilang akibat longsor besar yang terjadi di salah satu desa dekat dengan tambang emas di Filipina.
Petugas penyelamat telah menemukan 19 mayat yang tertimbun di bawah reruntuhan di desa pegunungan selatan Masara.
“Sementara 63 penambang dan penduduk lainnya masih dinyatakan hilang,” demikian pernyataan pemerintah Kota Maco dan pejabat bencana provinsi, Randy Loy.
Dilansir AFP, Minggu 11 Februari 2024 jumlah korban yang tewas sebelumnya hanya 35 orang.
Tanah longsor ini mengubur terminal bus untuk karyawan sebuah perusahaan pertambangan emas, serta 55 rumah di dekatnya, pada Selasa malam.
Batuan, lumpur dan pepohonan terbawa longsor lebih dari 700 meter ke lereng gunung curam dekat konsesi Apex Mining Co., mengubur bagian komunitas Masara seluas 8,9 hektar.
Penyelamatan korban longsor Filipina. /dok. ABCNews*
Bahkan, seorang anak perempuan berusia tiga tahun berhasil ditarik hidup-hidup dari bawah reruntuhan pada, yang digambarkan oleh tim penyelamat sebagai sebuah keajaiban.
Pihak berwenang telah berjanji untuk melanjutkan pencarian korban, sampai semua orang yang dilaporkan hilang ditemukan.
Diketahui, tanah longsor merupakan bencana yang sering terjadi di sebagian besar negara Filipina karena wilayah pegunungan, curah hujan yang tinggi dan deforestasi yang meluas.
Kondisi itu akibat pertambangan, pertanian tebang-bakar dan pembalakan liar. Hujan pun telah mengguyur sebagian wilayah selatan selama berminggu-minggu.
Hal itu memicu puluhan tanah longsor dan banjir yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke tempat penampungan darurat. ***