Bandung – Sejumlah pedagang baik di pasar tradisional maupun supermarket di wilayah Kota Bandung teriak, kelangkaan stok beras telah mendongkrak harga di pasaran.
Para pedagang tersebut mengeluhkan seretnya pasokan beras sejak akhir Januari lalu, yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.
Menurut para pedagang beras di Pasar Kosambi misalnya, mereka rata-rata mengatakan kelangkaan beras medium terjadi sejak awal tahun 2024 ini.
Mereka mengaku, setiap membeli beras dari penggilingan di kawasan Ciparay Kabupaten Bandung, hanya bisa membeli dalam jumlah yang terbatas.
Pedagang beras di Pasar Kosambi menyatakan, sudah hampir dua pekan harga beras mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 12.000 menjadi Rp 14.500 per kg, untuk beras kualitas rendah.
Sedangkan untuk beras medium, para pedagang mematok harga hingga mencapai Rp 17.000 per kg, karena semakin seretnya pasokan.
“Beras dari penggilingan tidak sesuai pesanan. Misalnya pesan satu ton atau 1,5 ton, namun hanya dikasih setengah kuintal,” keluh Ucup, salah seorang pedagang di Pasar Kosambi, Senin 12 Februari 2024.
Ia menuturkan, terakhir menerima beras pada pekan lalu dalam jumlah terbatas. Stok segitu teang saja cepat habis, meski harganya mahal.
Atas kondisi tersebut lanjut Ucup, untuk sementara tidak menjual beras medium karena stoknya langka. Para pedagang umumnya hanya menjual beras premium dan Pandanwangi.
“Beras Medium sudah tidak ada stok karena seretnya pasokan, yang ada hanya beras Premium dan Pandanwangi,” katanya.
Ia mengaku, sempat menjual beras medium patah. Namun, banyak konsumen yang komplain, apalagi harganya yang relatif lebih tinggi mencapai Rp 16 ribu per kg.
Diakui, kondisi stok dan harga beras saat ini lebih parah dibandingkan dengan tahun lalu. Premium aja katanya, harganya Rp 18 ribu per kg, padahal harga normalnya hanya Rp 16 ribu.
Sementara itu, stok beras di beberapa supermarket di Kota Bandung pun terlihat rak berasnya kosong, khususnya beras dalam kemasan 5 kg. Rak-rak beras lainnya pun hanya ada beras impor. ***