Pesisir Selatan – Banjir bandang dan longsor yang menerjang 12 kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis, menyebabkan 30 orang tewas dan 6 lainnya hilang.
Bencana yang melanda 12 daerah di Sumbar itu 5 di antaranya berstatus darurat, yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat dan Padang Pariaman.
“Bencana itu cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan, dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto, Senin 11 Maret 2024.
Menurutnya, saat ini petugas masih melakukan pencarian terhadap enam orang yang hilang. Meski upaya itu tergolong sulit, tim akan terus mencari sesuai protokol.
“Kita akan mencari selama tujuh hari, pencarian cukup sulit karena tertimbun longsor yang disertai banjir. Jika hari itu sudah lewat kita akan bernegosiasi dengan keluarga korban,” katanya.
Sementara itu Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor disebabkan oleh sejumlah faktor.
Antara lain intensitas hujan yang cukup tinggi dengan durasi lebih dari 12 jam. “Pemprov Sumbar menaksir kerugian sementara mencapai lebih Rp 226 miliar,” katanya.
Saat ini bantuan sudah diberikan dan dapur umum sudah didirikan untuk korban banjir.
Mahyeldi juga mengatakan, selain penyebab bencana tersebut akibat curah hujan tinggi, juga didukung oleh penggundulan hutan.
“Dari hasil pendataan di lapangan, kami menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak,” tegasnya.
Bencana hidrometeorologi itu terjadi akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik, sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.
Selain itu, masalah pembangunan infrastruktur dan permukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruang wilayah. ***