Wakayama – Startup yang berbasis di Tokyo gagal meluncurkan Space One satelit pertamanya ke orbit, setelah roket berbahan bakar padat Kairos itu meledak beberapa detik setelah lepas landas.
Roket Kairos sepanjang 18 meter dan berbobot 23 ton itu lepas landas, dari fasilitas luar angkasa baru di Kushimoto Prefektur Wakayama, pada Rabu setelah pukul 11 pagi waktu setempat.
Dikutip dari Japantimes, Kamis 14 Maret 2024 roket itu meledak di udara lima detik setelah diluncurkan, sedangkan sisa-sisanya jatuh ke wilayah pegunungan terdekat.
Rekaman atas peristiwa tersebut menunjukkan pecahan roket berserakan di tanah, saat petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api besar.
“Roket itu menjalankan perintah pembatalan setelah mendeteksi adanya masalah,” kata Kishimoto.
Perusahaan itu akan memperoleh data berharga dari penerbangan tersebut, meski hanya berlangsung lima detik.
“Ini berbeda dengan ledakan yang tidak terkendali, jadi aku merasa sedikit lega”.
Para eksekutif Space One menyebut, mereka sedang menyelidiki penyebab ledakan tersebut.
Namun tetap berkomitmen pada tujuan perusahaan rintisannya, untuk melakukan 20 lepas landas per tahun pada akhir tahun 2029 dan 30 lepas landas pada tahun 2030-an.
“Kami meminta maaf karena tidak memenuhi harapan,” kata Masakazu Toyoda, Presiden Space One pada konferensi pers di Nachi Prefektur Wakayama selepas peluncuran.
“Kami akan mencari tahu penyebabnya sesegera mungkin dan mengklarifikasi langkah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa,” katanya.
Peluncuran itu menyusul penundaan pada menit-menit akhir pada Sabtu, ketika perusahaan itu mendeteksi sebuah kapal di perairan terdekat di ujung selatan Semenanjung Kii, hanya 10 menit sebelum lepas landas.
Toyoda menyatakan, pihaknya menolak menggunakan kata kegagalan karena yakin dapat memperoleh data dan pengalaman baru melalui berbagai upaya.
Perusahaan juga telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki penyebab kegagalan tersebut.
“Melalui langkah itu kami akan melanjutkan peluncuran bertujuan untuk mewujudkan layanan peluncuran roket kecil, dan berkontribusi pada perluasan lebih lanjut layanan luar angkasa,” lanjutnya.
Diketahui, roket Kairos meledak membawa satelit mata-mata pemerintah, yang diyakini turut hancur dalam ledakan tersebut.
Pusat Intelijen Satelit Kabinet menyebut, satelit yang ada di dalam roket itu dimaksudkan untuk menjalankan beberapa fungsi satelit pemerintah, dalam memantau fasilitas militer di Korea Utara.
Space One yang didirikan pada 2018, berupaya mengkomersialkan layanan pengiriman ruang angkasa, dengan menurunkan biaya dan menawarkan peluncuran roket pada frekuensi tinggi.
Perusahaan bertujuan mengirim 30 roket ke luar angkasa setiap tahun pada 2030-an. Perusahaan juga menargetkan waktu peluncuran singkat kurang dari satu tahun, setelah menyelesaikan kontrak dengan pelanggan.
“Kami percaya, menyelesaikan seluruh misi kami adalah cara paling benar untuk berkontribusi kepada komunitas lokal,” tegas Toyoda.
Ia menambahkan, kegagalan Kairos tidak akan membuat Space One mengubah rencananya untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.
Rencana peluncuran roket pertama Space One yang semula dijadwalkan paling lambat akhir Maret 2022, telah ditunda empat kali karena pandemi dan keterlambatan logistik. ***