Sukabumi – Ratusan warung, bale dan sejumlah rumah warga rusak setelah diterjang gelombang tinggi pasang air laut di Pantai Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, pada Rabu kemarin.
Berdasarkan data dari Satuan Polisi Air dan Udara Polre Sukabumi, tiga lokasi pantai yang terdampak paling parah terjangan gelombang tinggi pasang air laut tersebut.
Antara lain Pantai Cipatuguran, Pantai Citepus serta Pantai Ujung Genteng di Kecamatan Ciracap Kabupaten sukabumi.
Kasatpol Airud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar menyatakan, di pantai Batu Bintang hingga Cipatuguran sekitar 15 rumah dan warung rusak.
Bahkan, terjangan gelombang tinggi pasang air laut tersebut, menyebabkan 5 unit cafe juga rusak termasuk satu bangunan musala.
Tenda Sukendar menjelaskan, di Pantai Citepus istana presiden hingga Pantai Citepus muara sekitar 30 warung mengalami rusak berat.
Sedangkan di pantai Kebon Kalapa sampai Pantai Citepus Istiqomag, sebanyak 66 unit warung dan sejumlah rumah rusak dengan berbagai kategori ringan, sedang dan berat.
“Dari data sementara juga di Pantai Ujung Genteng sekitar 100 unit perahu rusak, dan 30 bangunan dan gudang nelayan rusak terdampak banjir rob, atau gelombang tinggi pasang air laut,” papar Tenda, Kamis 14 Maret 2024.
Sebagai upaya penanganan sementara katanya, selain melakukan pendataan terhadap warga pesisir dan fasilitas warung, rumah dan bale juga sejak kemarin sudah diinstruksikan Satpolairud Polres Sukabumi melakukan imbauan.
“Kami imbau warga di sekitar pesisir untuk tetap berhati hati, segera meninggalkan tempat apabila melihat tanda tanda gelombang tinggi pasang air laut menerjang,” tegasnya
“Terlebih bagi warga yang mempunyai balita, lanjut usia dan perempuan untuk segera mengungsi ke rumah saudara terdekat yang aman, atau jauh dari pesisir,” lanjutnya.
Tenda berharap, kepada semua pihak baik jajaran forkompimcam, pemdes, okp, ormas dan para pemuda untuk bersama-sama membantu peduli terhadap warga pesisir yang terdampak terjangan gelombang tinggi.
“Mari bersama-sama kita bantu warga, evakuasi barang yang masih bisa diselamatkan. Hingga hari ini kami juga masih melaksanakan imbauan itu menggunakan megaphone,” katanya. ***