Bandung – Sedikitnya 47 rumah di Kampung Cigombong di RT 03 dan 04, RW 13 Desa Cibedug Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat bakal dirobohkan.
Pasalnya, puluhan rumah tersebut berada pada zona merah rawan bencana pergerakan tanah.
“Ya, 47 rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah, semuanya bakal dirobohkan. Material bekas bangunannya untuk keperluan lain para korban,” kata Kepala Desa Cibedug Engkus Kustendi, Jumat 22 Maret 2024.
Menurutnya, berdasarkan hasil keputusan bersama seluruh rumah terdampak pergerakan tanah jangan dihuni lagi karena masuk zona merah. Oleh karena itu, rumah itu akhirnya akan dibongkar.
“Sampai sekarang ini memang belum ada yang dibongkar karena di lokasi bencana masih terjadi pergerakan, jadi sangat riskan,” katanya.
Pembongkaran seluruh bangunan yang terdampak baru akan dilakukan, setelah ada kepastian dibangunnya rumah baru di tempat relokasi.
“Warga menunggu kepastian rumah barunya dahulu. Jika sudah deal (dibangunkan rumah), barulah dilakukan pembongkaran,” tegas Engkus.
Sebelumnya, ahli longsoran (landslide) Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Achmad Sadisun mengatakan, berdasarkan analisis pemukiman di Kampung Cigombong di RT 03 dan 04, RW 13 Desa Cibedug sudah tidak layak dijadikan hunian.
Tanah di lokasi tersebut terus mengalami pergerakan. Bahkan, kini sudah bergerak ke arah Sungai Cidadap. Dikhawatirkan membendung aliran sungai.
“Lahan yang terdampak pergerakan tanah sekitar 1,5 hektar. Kini pergerakan susulan dapat menyebabkan bahaya ikutan atau collateral hazard, berupa meluapnya Sungai Cidadap akibat terbendungnya aliran air,” kata Imam.
Menurutnya, pergerakan tanah yang terjadi di Cigombong cukup unik, karena terjadi di morfologi bukit yang terisolasi. Hal itu diakibatkan dua faktor, yakni faktor pengontrol dan pemicu.
Ia menjelaskan, faktor pengontrol umumnya terkait peristiwa yang berlangsung relatif dalam jangka panjang, seperti adanya pelapukan batuan, erosi hingga perubahan tata guna lahan.
Sementara faktor pemicu lebih pada berkaitan dengan peristiwa jangka pendek, atau bahkan seketika seperti hujan ekstrem dan gempa bumi.***