Bandung – Cuaca panas terik beberapa hari ini terasa di Kota Bandung dan sekitarnya. Padahal, Indonesia belum masuk ke musim kemarau tapi masih dalam fase transisi dari kemarau ke hujan (pancaroba) pada Maret ini.
BMKG menyatakan, fenomena Equinox menjadi salah satu penyebab suhu panas terik dirasakan oleh masyarakat, di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Kota Bandung.
Equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa, dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun. Yakni tanggal 21 Maret dan 23 September.
“Equinox bukan merupakan fenomena seperti Heat Wave (Gelombang Panas) yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” tulis unggahan di akun Instagram resmi PPID BMKG, Kamis 21 Maret 2024.
Dampak equinox salah satunya intensitas paparan sinar matahari yang masuk ke bumi akan menjadi paling maksimal, khususnya untuk wilayah di garis lintang 0 derajat.
Hal itu mengakibatkan cuaca lebih panas menyengat dibanding siang hari pada kondisi normal.
Sejumlah dampak lainnya dari Equinox di Indonesia antara lain :
– Matahari terbit dan terbenam lebih cepat
– Waktu siang dan malam yang kurang lebih sama. Bedanya, waktu siang lebih lama sekitar 8 menit.
– Dapat mengganggu transmisi sinyal satelit yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas koneksi internet.
– Untuk bumi bagian utara, Equinox bulan Maret akan menyebabkan matahari terbit lebih awal dan terbenam lebih lambat.
– Untuk wilayah di selatan garis khatulistiwa, matahari terbit lebih lambat dan terbenam lebih awal.
– Equinox tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastic, rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia berada pada rentang 32-36 derajat Celcius, termasuk saat Equinox terjadi.
– Equinox tidak selalu mengakibatkan fenomena cuaca khusus. Kejadian cuaca lebih dominan dipengaruhi oleh faktor fisis atmosfer dan dinamika sirkulasi masa udara regional dan lokal.
“Secara umum, kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Sejumlah wilayah saat ini memasuki masa/periode transisi/pancaroba,” lanjutnya.
Untuk itu BMKG mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir akan dampak dari fenomena Equinox, yang menyebabkan suhu di Indonesia menjadi lebih panas.
“Tetap antisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan,” lanjutnya.***