Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, sedikitnya sepuluh kali gempa susulan terjadi pascagempa utama magnitudo 6,0 yang mengguncang Tuba Jawa Timur.
Berdasarkan laporan BMKG, kesepuluh kali gempa susulan tersebut terakhir terjadi magnitudo 3,5, sekitar pukul 15.19 WIB.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, aktivitas gempa susulan dengan kekuatan terbesar M 5,3, sedangkan terkecil M 3,2.
“Hingga pukul 15.19 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 kali aktivitas gempa susulan (aftershock ) dengan magnitudo terbesar M 5,3 dan terkecil M 3,2,” sebut BMKG, Jumat 22 Maret 2024.
Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” katanya.
Untuk itu katanya, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat pun agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak, yang diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” lanjutnya.
Dilaporkan, gempa tersebut dirasakan di daerah Tuban dengan skala intensitas IV-V MMI, atau getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk.
Sedangkan di Bawean dengan skala intensitas III – IV MMI atau pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah di sejumlah wilayah.
Antara lain di Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun.
Selain itu di Pasuruan, Malang, Semarang. Lalu di Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan akan truk berlalu. ***