Atsugi – Umat Muslim baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara Jepang melakukan aktivitas di musala Ar-Rahmah, yang merupakan bekas restoran sushi di Kota Atsugi Prefektur Kanagawa.
“Alhamdulillah, ini tahun ketiga kami melakukan kegiatan Ramadhan di musala ini. Dulunya ini restoran sushi,” kata pemilik sekaligus pengelola musala Ar-Rahmah Rieska Oktavia.
Rieska dan rekannya Nurhanifah, membeli bangunan tersebut yang kini terdiri atas musala, tempat tinggal serta toko yang menjual berbagai produk Indonesia serta bahan makanan halal.
Ia menyatakan, pihaknya melakukan renovasi sedikit demi sedikit untuk mengubah interior restoran menjadi musala.
Restoran tersebut dilengkapi dengan tempat berwudu, bahkan kamar mandi bagi jamaah yang menginap.
Dalam kegiatan Ramadhan tahun ini, program di musala tersebut terdiri atas buka puasa bersama pada setiap hari.
Selain itu Family Day pada hari Sabtu, yang merupakan kegiatan untuk orangtua dan anak-anak, pesantren kilat selama dua hari satu malam, penerimaan zakat, infak dan sedekah, itikaf serta salat Idulfitri.
“InsyaAllah ada program Idulfitri, Ied Ceria dan ramah-tamah, kami biasanya menghidangkan masakan Indonesia lengkap dengan ketupatnya,” katanya.
Rieska mengatakan, setiap harinya selalu ada jamaah yang datang. Bahkan umat Muslim Jepang yang ikut melaksanakan salat Jumat serta tarawih.
Ke depannya, ia ingin mengajak lebih banyak warga Jepang ke musala tersebut, dengan menyusun berbagai program yang lebih menarik bagi mereka
Ia pun mengaku, selama ini selalu ada saja pihak yang membantu, baik itu untuk terlibat dalam kegiatan maupun biaya operasional.
“Alhamdulillah saya sendiri merasakan Allah yang mencukupkan rezeki. Kayak waktu itu mau pasang AC, ada teman datang dari Amerika, dia liburan di sini. Dia ikut menyumbang, saya belum membuka amplopnya. Ketika dibuka jumlahnya pas sesuai yang dibutuhkan,” akunya.
Salah seorang jamaah Wahdaniah, mengikuti berbagai kegiatan di musala Ar-Rahmah. Mulai dari kajian, buka puasa bersama hingga salat berjamaah.
Ia merupakan perawat yang bekerja di Prefektur Gunma, yang berjarak sekitar 166 kilometer dari musala tersebut.
“Kenapa saya datang jauh-jauh dari Gunma, karena saya merasa menemukan keluarga baru di sini,” katanya.***