Rafah – Bayi perempuan yang dilahirkan dari rahim seorang warga Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel di Rafah Gaza diselamatkan dokter.
Dalam peristiwa itu, suami dan putri ibu yang melahirkan bayi itu pun tewas bersama 19 orang lainnya dalam serangan yang intensif.
Dilansir The Guardian, Senin 22 April 2024 pejabat kesehatan warga Palestina menyatakan, korban tewas dalam serangan terhadap dua rumah, termasuk 13 anak dari satu keluarga.
Mohammed Salama, dokter yang merawatnya mengatakan bayi itu beratnya 1,4 kg (3,09 lb) yang dilahirkan lewat operasi caesar darurat, stabil dan membaik secara bertahap.
Sementara sang ibu bernama Sabreen Al-Sakani, diketahui sedang hamil 30 minggu saat serangan tersebut terjadi.
Bayi itu ditempatkan di inkubator rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya, dengan tulisan “Bayi syahid Sabreen Al-Sakani” tertulis di pita perekat di dadanya.
Menurut pamannya Rami Al-Sheikh, putri kecil Sakani, Malak yang tewas dalam serangan itu, ingin menamai adik barunya Rouh, yang berarti roh dalam bahasa Arab.
“Gadis kecil Malak senang adiknya lahir ke dunia,” sebutnya. Bayi tersebut akan dirawat di rumah sakit selama tiga hingga empat pekan.
“Setelahnya kita lihat kepergiannya, dan ke mana perginya anak itu, ke keluarga, ke bibi atau paman atau kakek dan neneknya. Ini tragedi terbesarnya. Kalaupun anak ini selamat, dia terlahir sebagai yatim piatu,” kata dr. Salama.
Ke-13 anak itu tewas dalam serangan terhadap rumah kedua milik keluarga Abdel Aal. Dua perempuan juga tewas dalam serangan itu.
Mengenai jumlah korban di Rafah juru bicara militer Israel mengatakan, berbagai sasaran militan diserang di Gaza termasuk kompleks militer, pos peluncuran dan orang-orang bersenjata.
“Apakah Anda melihat satu orang di antara mereka yang terbunuh?” kata Saqr Abdel Aal, pria Palestina yang keluarganya termasuk di antara korban tewas, berduka atas jenazah seorang anak berkafan putih.
“Semuanya perempuan dan anak-anak,” tegasnya. “Seluruh identitas saya telah hilang, termasuk istri saya, anak-anak dan semua orang,” lanjutnya.
Lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza memadati Rafah, mencari perlindungan dari serangan Israel yang telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza selama enam bulan terakhir.
Israel mengancam akan melakukan serangan darat ke wilayah itu. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, para pejuang dari kelompok militan Hamas harus dilenyapkan untuk memastikan kemenangan Israel dalam perang itu.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan, lebih dari 34.000 orang telah tewas dalam serangan Israel, yang dimulai setelah pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 253 orang lainnya, menurut penghitungan Israel.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, serangan militer Israel menewaskan 48 warga Palestina dan melukai 79 lainnya di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Sementara Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan, tim menemukan 60 jenazah dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, selatan daerah kantong tersebut.
Itu ditemukan, beberapa minggu setelah pasukan tentara Israel mundur dari kompleks medis. Hal itu menambah jumlah jenazah yang berhasil digali dari halaman rumah sakit menjadi 210 sejak 12 April.
Badan itu mengatakan, masih ada sekitar 2.000 orang hilang di bawah reruntuhan di Khan Younis, dan 1.000 orang di wilayah tengah Jalur Gaza.
Sejauh ini, jenazahnya tidak dapat dievakuasi karena kurangnya alat berat dan mesin untuk menghilangkan puing-puing. ***