Garut – Pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Pasirkaliki Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng Garut tampak semakin masif .
Dampaknya sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dan penghidupan, serta kehidupan masyarakat setempat menjadi terganggu.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh mengatakan, dari hasil assesment pergerakan tanah cukup masif amblas 5 sampai 7 meter.
Aah menjelaskan, akibat pergerakan tanah tersebut setidaknya sekitar 47 Kepala Keluarga (KK), yang sudah melakukan evakuasi mandiri.
Saat ini katanya, pihaknya juga tengah menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terkait kelayakan lokasi kejadian.
“Jika memang di lokasi itu sudah tidak layak untuk ditempati, Pemkab Garut harus melakukan relokasi warga ke tempat yang lebih aman,” katanya, Rabu 24 April 2024.
Untuk beberapa perangkat daerah lanjutnya, sudah dilakukan penyaluran bantuan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Antara lain dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) sudah menyalurkan beras, termasuk juga dari Dinas Sosial (Dinsos).
“Kita juga dari BPBD sudah memberi dengan segala kemampuan yang ada,” katanya.
Selain itu, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi (Rakor) membahas hasil assesment pergerakan tanah di Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng tersebut.
Rakor digelar bersama perwakilan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.
Aah berharap, dengan rakor ini informasi mengenai pergerakan tanah di Kampung Pasirkaliki Desa Sukamulya bisa diketahui oleh perangkat daerah, dan para SKPD bisa menindaklanjutinya.
Antara lain melakukan kunjungan ke lokasi untuk menginventarisasi data yang dibutuhkan, sesuai tugas dan fungsinga masing-masing. Nantinya menjadi bahan dalam rapat di tingkat pimpinan untuk menentukan status bencana.
“Data dari SKPD nantinya akan dijadikan tolok ukur dalam penetapan status bencana, apakah berlanjut kepada tanggap darurat atau cukup dengan pencegahan atau siaga darurat penanganan secara umum,” tegas Aah.
Ia mengimbau, kepada warga selain meningkatkan kewaspadaan agar tidak bercocok tanam kembali di lokasi kejadian, karena dikhawatirkan lahan itu terus bergeser dan membahayakan.
Sementara itu Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Pakenjeng Irpan F menyatakan, kondisi terkini di lokasi kejadian warga sudah mengungsi hingga lahan di lokasi kejadian sudah kosong.
“Karena terganggunya penghidupan dan kehidupan warga, ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh warga setempat mulai dari tempat evakuasi, makanan dan kebutuhan lainnya,” katanya.
Irfan berharap, ada intervensi atau penanganan langsung dari pemerintah daerah, karena warga saat ini sudah mengungsi.
“Mata pencaharian mereka pun terganggu, dan beberapa di antaranya mengalami sejumlah kerugian harta benda.: lanjutnya.
Diketahui, pergerakan tanah di Kampung Pasirkaliki Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng pertama kali terjadi pada 11 Maret lalu.
Penurunan atau amblasnya tanah tersebut terjadi secara masif, dari semula setinggi 70 centimeter hingga kini mencapai 5-7 meter. ***