MADANIACOID – Desa sebagai ujung tombak pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan menjadi fokus utama pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka.
Di Kabupaten Subang, peringatan Hari Desa Nasional 2025 yang didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2024 mengusung tema “Bangun Desa, Bangun Indonesia.” Bertempat di lapangan sepakbola Zinedine Zidane Desa Cisaat Kecamatan Ciater, pergelaran yang begitu meriah dihadiri oleh sejumlah pejabat Kabinet Merah-Putih di antaranya Menteri Desa dan PDT, Yandri Susanto, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Menteri Perikanan dan Kelautan, Sakti Wahyu Trenggono, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, AM Putranto, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, Menteri Perlindungan Pekerja Migran, Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri Desa dan PDT, Ahmad Riza Patria, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, serta Anggota DPR RI, Desy Ratnasari.
Sementara itu, pihak tuan rumah yang hadir di antaranya Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Dadang Arif Abdurrahman, Kapolda Jabar, Irjen Akhmad Wiyagus, Gubernur Jawa Barat Terpilih, Dedi Mulyadi, Pj. Bupati Subang Imran, Kepala Desa Cisaat, Suryana, serta turut dimeriahkan oleh para kepala desa dan pendamping desa dari seluruh Indonesia.
Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengungkapkan harapannya agar Hari Desa yang akan diperingati setiap tanggal 15 Januari dijadikan sebagai momentum refleksi pencapaian pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Mari kita bersama menjaga dan meningkatkan kualitas hidup di desa melalui berbagai program dan aktivitas, dengan partisipasi aktif dan kerja nyata,” tutur Bey.
Dari 5.311 desa di Jawa Barat, sebanyak 2.448 desa sudah berstrata desa mandiri, sementara 2.355 desa berstrata desa maju, dan menyisakan 508 desa dengan strata desa berkembang.
“Saat ini di Jawa Barat sudah tidak ada lagi desa berstrata tertinggal maupun desa sangat tertinggal,” pungkas Bey. Hal ini dicapai berkat kolaborasi dan inovasi berbagai pihak.
Deklarasi Subang, diikrarkan oleh seluruh pemangku kebijakan sebagai tanda kesiapan seluruh unsur ABCGM dalam mewujudkan Asta Cita ke-6 pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto yakni “Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.”
Di Kabupaten Sumedang, peringatan Hari Desa Nasional bertajuk “Desa Tanggh Pangan, Indonesia Sejahtera” dibuka oleh Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri RI, La Ode Ahmad P. Bolombo. Acara dipusatkan di lapangan sepakbola Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka.
“Kami memilih Sumedang bukan tanpa alasan. Pasalnya, berdasarkan Indeks Desa Membangun dari 270 desa di Sumedang semuanya berstrata desa mandiri, semua melek digital, dan angka kemiskinan ekstrimnya 0%,” tutur La Ode.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman dalam simposium berjudul “Wujudkan Ketahanan Pangan, Desa dan Masyarakat Harus Bagaimana?” mengungkapkan, “Kemandirian pangan penting dan dapat dimulai dari langkah sederhana, seperti menanam cabai rawit di halaman rumah.”
Simposium itu menghadirkan empat pembicara. Selain Sekretaris Daerah Herman Suryatman, hadir pula akademisi Rocky Gerung, Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri La Ode Ahmad P. Bolombo, serta petani organik milenial Maya Stolastika. Terungkap benang merah dalam simposium itu bahwa penguatan ketahanan pangan harus dimulai dari desa dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
Dituturkan Herman, dari 12 komoditas pangan utama di Jawa Barat, delapan di antaranya mengalami surplus, sedangkan empat lainnya deficit, termasuk cabai rawit. Konsumsi cabai rawit di Jawa Barat mencapai 42 ribu ton per tahun tetapi produksinya baru menyentuh angka 35 ton, sehingga terjadi deficit 7 ribu ton.
“Bayangkan, kita mengeluarkan 329 miliar rupiah per tahun hanya untuk memenuhi kebutuhan cabai rawit yang sebenarnya bisa kita tanam sendiri di rumah,” tambahnya. Menurutnya, desa-desa di Jawa Barat harus siap menjadi lokus kedaulatan pangan dimulai dari cabai rawit. Dengan menanam cabai rawit di rumah, potensi penghematan yang bisa dicapai sangat signifikan. Dengan asumsi seribu kepala keluarga per desa, konsumsi cabai rawit per bulan mencapai 150 juta rupiah, maka dalam satu tahun sebuah desa bisa menghemat 1,8 miliar rupiah.
Artinya, upaya-upaya pemberdayaan masyarakat perlu terus dilakukan oleh seluruh pihak untuk kemandirian desa.
Sekretaris DPMD Provinsi Jawa Barat, Pupun Saefunudin, selaku perwakilan perangkat daerah pemberdayaan desa menyampaikan jika Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berhasil mencapai 0 desa tertinggal dan sangat tertinggal sejak tahun 2022. Pada tahun 2024 lalu, sebagian besar desa di Jawa Barat telah mencapai strata desa mandiri sejumlah 2.448 desa atau 46,09% dari total desa.
“Hal ini menunjukkan lonjakan yang signifikan, dengan 620 desa yang baru mencapai strata mandiri sebagai hasil nyata dari upaya pemberdayaan desa di Jawa Barat,” ungkap Pupun.
Pada rangkaian peringatan Hari Desa Nasional di Kabupaten Sumedang digelar Village Expo yang menghadirkan berbagai produk unggulan, inovasi dan pelayanan desa, dengan gambaran semangat pemberdayaan desa menuju kemandirian.
Momentum peringatan Hari Desa Nasional menjadi pengingat pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyukseskan program strategis nasional. Desa kini dipandang sebagai subjek pembangunan dengan potensi yang besar, sehingga perannya perlu terus ditingkatkan untuk mendorong kemajuan bangsa.
Penulis Tim Humas DPMD Provinsi Jawa Barat:
1. Ricky Budiman Faried
2. Ratna
3. Dwi Aprilianto