Sumedang – Warga Kabupaten Sumedang dan sekitarnya dihebohkan munculnya gumpalan awan yang disertai kilatan petir di langit, pada Selasa kemarin malam.
Video berdurasi sekitar 30 detik yang diabadikan warga terkait fenomena itu viral di media sosial. Salah satunya diunggah akun instagram @jatinangorbanget.
Berdasarkan keterangan Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhammad Hakiki, fenomena itu dinamakan Awan Cumulonimbos (CB).
Dari analisis citra satelit kata Hakiki, terpantau adanya awan CB di wilayah timur dari Kota Bandung pukul 10.40 UTC, atau sekitar pukul 17.40 WIB pada Selasa malam.
Munculnya awan CB pada saat itu terus tumbuh dan meluas, hingga ke wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.
“Awan mulai luruh sekitar pukul 13.00 UTC atau pukul 02.00 WIB. Ini mengindikasikan bisa jadi awan di video itu adalah Awan Cumulonimbos,” ungkap Hakiki, Rabu 24 Januari 2024.
Awan Cumulonimbos sendiri lanjutnya, adalah jenis awan yang dapat tumbuh dengan ketinggian puncaknya mencapai sekitar 15 kilometer.
“Munculnya awan CB tersebut merupakan fenomena normal yang sering terjadi, terutama saat musim hujan dan peralihan musim,” lanjutnya.
Hakiki menjelaskan, mekanisme kompleks terjadi pada saat pembentukan Awan Cumulonimbus tersebut.
Salah satunya adanya pergerakan vertikal serta adanya kemungkinan proses pembentukan es.
“Perbedaan muatan listrik di dalam sistem pembentukan Awan Cumulonimbos pun dapat menyebabkan terjadinya kilatan petir,” tegas Hakiki.
Ia mengimbau, kepada warga untuk tetap waspada terkait potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi, saat memasuki musim hujan saat ini.
Namun demikian Hakiki pun menegaskan, awan CB merupakan fenomena alam yang normal terjadi.
“Awan Cumulonimbus kerap kali diasosiasikan dengan terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat, dan dapat disertai kilatan petir dan angin kencang, bahkan puting beliung dan hujan es,” katanya.
“Fenomena awan CB adalah sesuatu yang normal, sehingga warga tidak perlu takut dan khawatir meski tetap waspada,” lanjutnya. ***