Bandung – Jawa Barat mencatat realisasi investasi senilai Rp 210,6 triliun pada 2023, yang mengantarkan provinsi ini peringkat pertama nasional.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Bambang Pramono menyatakan, kunci realisasi investasi di Jabar tidak lepas dari keberhasilan dalam menciptakan iklim investasi yang harmonis.
Faktor itu sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, agar para investor percaya untuk berinvestasi di wilayah ini.
“Realisasi investasi yang tinggi juga sangat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar, sejalan nilai Incremental Capital Output Ration (ICOR) yang relatif stabil dari tahun ke tahun,” kata Bambang dalam “Bewara Jawa Barat (Beja)”.
Bambang katakan itu dalam West Java Investment Report 2023 and Economic Outlook 2024 di Gedung Sate, Bandung, Selasa 30 Januari 2024.
Menurutnya, meski ada perlambatan nyatanya perekonomian Jabar pada triwulan III 2023, tumbuh sebesar 4,57 persen (yoy).
Menghadapi 2024 Bambang optimistis, perekonomian akan tetap tumbuh dan berada pada kisaran 4,9 persen – 5,7 persen (yoy) dengan aktivitas Pemilu, Pilkada, termasuk kondisi global seperti perang di Ukraina dan Palestina serta persaingan AS dan Cina.
Oleh karena itu lanjutnya, seluruh stakeholders terkait investasi perlu secara aktif melakukan berbagai upaya proaktif dan inovatif, dalam mengidentifikasi potential project yang diminati investor luar negeri saat ini.
“Khususnya bagi para calon investor yang sedang dalam posisi mencari pilihan penempatan dana investasi yang aman dan nyaman,” tegas Bambang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani menyebut, selain berdampak terhadap ekonomi keberhasilan investasi itu juga menyerap 253 ribu lebih tenaga kerja.
“Artinya, setiap nilai Rp 1 triliun itu bisa menyerap lebih dari 1.200 orang tenaga kerja,” kata Nining.
Kabar yang membahagiakan juga katanya, capaian investasi saat ini tidak hanya terfokus di Jabar bagian barat, tapi kawasan Investasi Baru (New Investment), seperti Kawasan Rebana dan Jabar Selatan yang melebihi target.
“Rebana memiliki capaian investasi sangat bagus melebihi target yang ditetapkan. Kalau kita hubungkan di kawasan Jabar bagian selatan yang selama ini memiliki investasi cukup tinggi melebihi target tahun 2023,” paparnya.
Nining menjelaskan, empat sektor pendongkrak investasi di Jabar yakni investasi infrastruktur, pariwisata, hilirisasi renewable energy dan teknologi.
“Investor tertinggi di Jabar pada 2023 adalah Jepang senilai Rp 25,65 triliun dari 6.900 proyek, Singapura Rp 25,49 triliun, lalu Cina, Korea Selatan, Malaysia dan Belanda,” lanjutnya.***