Subang – Pihak kepolisian telah memasang olice line di lokasi pasar tradisional Cipunagara Subang yang hangus terbakar, pada Kamis malam sekitar pukul 19.40 WIB.
Jongko pedagang di pasar itu pun tampak hangus, khususnya di bagian belakang lapak pedagang sembako yang hampir rata dengan tanah.
Para pedagang tampak masih berusaha untuk mencari sisa-sisa barang-barang dagangan mereka yang telah terbakar.
Pedagang sayuran dan sembako Tarsiyem misalnya, ia hanya bisa pasrah dan menahan kesedihan akibat lapak kiosnya ludes terbakar.
Padahal, ia baru belanja pada sore harinya. Ia pun mengaku rugi lebih dari Rp 50 juta, akibat kebakaran tersebut.
Pedagang ikan lainnya Diding juga mengalami hal serupa. Tidak ada barang dagangannya yang berhasil diselamatkan. Kerugian pun ditaksir Rp30 juta akibat musibah kebakaran tersebut
Dalam kebakaran Pasar Cipunagara tersebut, sedikitnya terdapat 175 jongko (kios pedagang) yang hangus terbakar.
Sejauh ini, belum diketahui penyebab pasti kebakaran. Kerugian pun mencapai miliaran rupiah. Pedagang hanya berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk modal.
Kebakaran Pasar Cipunagara itu pun tak hanya menghanguskan jongko/kios pedagang. Namun berbagai jenis barang pedagang emperan pun ludas terbakar.
Sebelumnya, Pasar Cipunagara yang berada di Desa Tanjung Kecamatan Cipunagara, sekitar 40 kilometer dari Kota Subang itu terbakar, pada Kamis malam.
Dalam kebakaran itu sebanyak tujuh unit mobil pemadam (damkar) dibantu PMI dan BPBD dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan kobaran api.
Jauhnya lokasi pasar tersebut dari pusat Kota Subang membuat api begitu cepat membakar seluruh bangunan pasar, sebelum damkar tiba.
Kepala Desa Tanjung Sunaryo menyatakan, akibat peristiwa kebakaran tersebut, 75 persen bangunan pasar ludes terbakar.
“Ada 150 kios yang terbakar, mayoritas kios yang terbakar merupakan pedagang sembako, pakaian, serta plastik,” katanya.
“Kebakaran tersebut diduga akibat korsleting listrik di salah satu kios sayuran,” katanya.
Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 11.30 WIB. Petugas pun selanjutnya melakukan proses pendinginan, hingga Jumat dinihari pukul 02.00 WIB.
“Petugas menghadapi kesulitan untuk memadamkan ali karena sulitnya mendapatkan air. Lokasi pasar tersebut jauh dari aliran sungai,” tegas Sunaryo. ***