Lima Puluh Kota – Banjir dan longsor kembali menerjang Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatra Barat, Selasa pagi.
Akibat kejadian ini satu orang pengendara yang sedang melintas jalan Sumatra Barat – Riau, dilaporkan meninggal dunia tertimbun material longsor.
Banjir dan longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, sejak Senin malam hingga Selasa pagi.
“Lokasi banjir dan longsor antara lain di Kecamatan Harau, Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kecamatan Bukit Barisan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa 26 Desember 2023.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Lima Puluh Kota menyebutkan, ada sebanyak delapan titik longsor pada jalur jalan nasional Sumatra Barat – Riau.
Terdiri atas dua titik di Nagari Harau (Kecamatan Harau), enam titik di Nagari Koto Alam (Kecamatan Pangkalan Koto Baru) dan satu titik di Nagari Maek (Kecamatan Bukit Barisan).
Hingga sekitar pukul 15.00 WIB, tim gabungan terdiri atas BPBD Lima Puluh Kota, TNI dan Polri terus melakukan evakuasi material longsor dengan cara manual dan bantuan alat berat.
Dampak sementara akibat banjir dan longsor menurut BPBD Lima Puluh Kota, antara lain satu unit rumah di Nagari Maek rusak berat akibat longsor.
Selain itu 15 meter badan jalan lintas Sumbar – Riau tergerus, empat titik jalan lintas Sumbar – Riau tertutup material longsor dan sarana wisata Lembah Harau terendam banjir.
Sejauh ini Tim BPBD Lima Puluh Kota belum dapat mencapai lokasi banjir di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, karena akses jalan menuju lokasi putus total tertimbun longsor.
Dilaporkan, aliran listrik di wilayah itu pun mati total dan saluran komunikasi terputus.
Personel Pusdalops BPBD Lima Puluh Kota Ikhsan, belum bisa memastikan jumlah korban terdampak banjir dan longsor.
“Kami masih terkendala dalam pendataan dampak banjir di Kecamatan Pangkalan, karena rekan-rekan di lapangan masih terkurung longsor di Jalan Lintas Sumbar – Riau,” katanya.
Untuk mengantisipasi banjir lanjutan, BPBD Lima Puluh Kota berkoordinasi dengan PLN Nusantara Power Koto Panjang telah menambah bukaan pintu pelimpah air waduk ( spillway gate), yang sebelumnya 5 pintu x 60 cm menjadi 5 pintu x 110 cm.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi naiknya elevasi waduk PLTA Koto Panjang, sehubungan dengan masih tingginya curah hujan di sisi hulu.
Namun kendala di lapangan yang dihadapi personel gabungan, antara lain kurangnya peralatan seperti armada alat berat, kendaraan operasional juga kurangnya personil, dan kondisi cuaca yang masih ekstrem. ***